MUKADIMAH

NASKAH Proklamasi Kemerdekaan kita tidak disusun dan diproklamirkan oleh pemuda dan pemudi yang sedang mabuk. Tetapi oleh para pejuang , pemikir yang sehat dan bertanggung-jawab atas bangsanya.

Dalam tutur bahasa kesenian, seorang penyair menggambarkan sebagai berikut: Serumpun bambu bertahan dalam badai, mereka bak manusia yang ulet, mengatasi kesukaran serumpun bangsa, sentosa, tegak, dan mengolah kerja, sehingga mampu mengubah jurang menjadi panorama yang indah. Mereka tanpa obat, tanpa candu, dan emoh narkoba.

Andaikan rumpun bangsa kita ini seideal syair tadi, tentunya bangsa kita sudah jaya sejak dulu. Dari Sabang sampai Merauke, mereka membangun jembatan hati, dari pulau ke pulau, merajut budaya, kesenian, tradisi, dan agama, menjadi rukun dan toleran satu sama lain.

Kini bumi Indonesia penuh ancaman narkoba. Setiap hari konon berjatuhan 40 orang mati karenanya, sedang jutaan generasi muda lainnya dalam kesakitan dan dalam cengkeramannya.

Maka, saatnya kini kita proklamirkan lagi, sebuah Gerakan Kebangsaan Perang Melawan Narkoba, dan gerakan ini bukan dilakukan oleh pemuda bangsa yang tengah mabuk. Allah SWT Maha Tahu.

Untuk itu kita mohon bimbinganNya.

H.HARDI

Ketua Umum

Wednesday, May 23, 2007


Ellawijt pameran lukisan di Museum Nasional

SEORANG pelukis belia tampil mengesankan dengan memamerkan puluhan karyanya di Meseum Nasional atau Meseum Gajah di Jl. Merdeka Barat, Jakarta Pusat, 19-29 Mei 2007 ini. Pameran bertajuk "It's just been started!" (Ini baru mulai), banyak mengeksplor buah-buahan dan lukisan realismenya, dalam ukuran besar-besar. Ketua SIAN, H. Hardi, menandai pembukaan yang berlangsung meriah dan khas ABG ini. "Saya melihat Ella pelukis muda yang kreatif, produktif, dan anti narkoba!" katanya.

Pameran yang sekaligus menandai usia 17 Ellawijt menjadi penanda beta remaja berkarya cipta membanggakan juga tak kurang-kurang. Dia menjadi Sherina Munaf di bidang lain, sosok remaja, kalangan menengah atas, yang berkarya mengesankan, melebihi rekan-rekan seusianya.

Terlahir dengan nama Manuella Wijayanti, Ellawijt merupakan nama gabungan dan populernya. Terlahir 8 Mei 1990, kini masih duduk di klas 2 IPA SMU Saint Peter. Ellawitj merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara, dari pasangan Djohan dan Diah Pangestuti W.Ella punya saudara kembar.

Sejak kecil mengaku suka menggambar di atas kertas yang disediakan orangtuanya, kadang keisengannya meningkat sampai ke dinding, sampai-sampai lipstik ibunya pun jadi korban.
Sadar bakat anaknya yang luar biasa, orangtuanya memfasilitasi segala keperluannya, bahkan mendatangkan guru-guru lukis profesional. Seperti Mozes Misdy, juga dukungan dari seniman besar, seperti Jeihan. Dan Ella bukan tipe remaja pembosan, seperti rekannya. Dia terus menekuni hobbynya dan berkarya terus hingga kini.

Sejak 2005 lalu, karya-karya Ellawijt sudah masuk ke pameran bergengsi, antara lain pameran bersama "Pesona Melonia XXX Day of Glory di Sahid Jaya Hotel, 2-8 Agustus 2005 lalu. Pameran "Bersama Indonesian Art I" di Hotel Crowne Plaza, 3-11 Oktober 2006. Pameran lukisan bersama Karya Prajurit ke-20 di WTC, 3-17 November 2006, dan Pameran bersama "Indonesian Art II" lagi-lagi di Hotel Crown Plaza, 16-22 Desember 2006 lalu.

Dengan demikian, pameran di Meseum Nasional kali ini merupakan lukisan tunggal perdananya."Sangat membanggakan, melihat prestasi remaja yang begini hebat, di tengah generasi muda yang sebagiannya sedang terancam narkoba. Sangat membanggakan!" komentar Hardi, Ketua SIAN.

No comments: