MUKADIMAH

NASKAH Proklamasi Kemerdekaan kita tidak disusun dan diproklamirkan oleh pemuda dan pemudi yang sedang mabuk. Tetapi oleh para pejuang , pemikir yang sehat dan bertanggung-jawab atas bangsanya.

Dalam tutur bahasa kesenian, seorang penyair menggambarkan sebagai berikut: Serumpun bambu bertahan dalam badai, mereka bak manusia yang ulet, mengatasi kesukaran serumpun bangsa, sentosa, tegak, dan mengolah kerja, sehingga mampu mengubah jurang menjadi panorama yang indah. Mereka tanpa obat, tanpa candu, dan emoh narkoba.

Andaikan rumpun bangsa kita ini seideal syair tadi, tentunya bangsa kita sudah jaya sejak dulu. Dari Sabang sampai Merauke, mereka membangun jembatan hati, dari pulau ke pulau, merajut budaya, kesenian, tradisi, dan agama, menjadi rukun dan toleran satu sama lain.

Kini bumi Indonesia penuh ancaman narkoba. Setiap hari konon berjatuhan 40 orang mati karenanya, sedang jutaan generasi muda lainnya dalam kesakitan dan dalam cengkeramannya.

Maka, saatnya kini kita proklamirkan lagi, sebuah Gerakan Kebangsaan Perang Melawan Narkoba, dan gerakan ini bukan dilakukan oleh pemuda bangsa yang tengah mabuk. Allah SWT Maha Tahu.

Untuk itu kita mohon bimbinganNya.

H.HARDI

Ketua Umum

Thursday, April 26, 2007

MENJELANG PAMERAN LUKISAN HANI 2007

Brigjen Drs. H. Muji Waluyo, SH, MM., berbincang dengan H. Hardi dan pengurus SIAN lainnya di tengah persiapan pameran lukisan menyambut Hari Anti Narkotika Indonesia - HANI 2007.

MENJELANG penyelenggaraan Pameran Lukisan menyambut Hari Anti Narkoba Indonesia (HANI) 2007, kesibukan mulai nampak di markas pusat SIAN di gedung BNN Lantai 1, Jl. MT haryono No.11 - Cawang, Jakarta Timur.

SIAN dengan dukungan BNN terus beradu kreatifitas dengan para bandar narkoba dan pengguna narkoba untuk mengkampanyekan tujuan penyelamatan keluarga dan negara dari ancaman narkoba.

Ketua SIAN, H. Hardi menegaskan, pameran lukisan ini, merupakan salah satu upaya untuk memberikan sebuah model perlawanan terhadap narkoba yang masih baru. Tetapi ini bisa menjadi sebuah embrio gerakan kebudayaan melawan kekejaman narkoba.

Pameran lukisan yang akan diadakan ini, katanya, didukung oleh pelukis yang tergabung di SIAN dari kota Surabaya, kabupaten Ponorogo dan dari kota Jakarta sendiri. Para pelukis SIAN ini merupakan sebuah gank kesenian. Tetapi untuk masa depan akan lebih luas dan lebih banyak seiring dengan lahirnya DPW dan DPD SIAN di seluruh Indonesia.

Sebuah tema baru yang digarap pelukis akan menjadi tataran kreatifitas program kampanye Perang Melawan Narkoba.”Bukan lagi lukisan panen padi yang menguning di sawah, atau wanita cantik yang innocent, atau lukisan abstrak bumi yang bikin puyeng kepala. Pameran lukisan ini, bisa dikategorikan pameran seni terlibat dalam usaha memerangi narkoba. Dari jumlah yang ada, setidak tidaknya 50%, secara eksplisit dan emplisit, antena ideologinya mengarah perang melawan narkoba!” tandasnya.

Didukung POLRI, pameran yang digelar 5 hari, mulai 4 – 8 Juni 2007 di hotel Nikko, Jakarta menampilkan lebih kurang 80 lukisan dengan berbagai variasi obyek, yang secara khusus menampilkan tema “Usaha Masyarakat Dalam Perang Melawan Narkoba” sebanyak 40 lukisan, baik secara ekplisit dan implisit. Sedangkan selebihnya adalah lukisan bertemakan bebas, indah dan memiliki nilai komunikasi yang kuat.

Pelukis yang terlibat dalam pameran ini antara lain adalah : H. Hardi , Liem Hui Yung, Weye Haryanto, Yahya TS, Heri Basuki Ganden Witono, Willy Yusup, Vanda Affan, Devita Ernanda, Aida Prayoga, dll. (dimas)


No comments: