MUKADIMAH

NASKAH Proklamasi Kemerdekaan kita tidak disusun dan diproklamirkan oleh pemuda dan pemudi yang sedang mabuk. Tetapi oleh para pejuang , pemikir yang sehat dan bertanggung-jawab atas bangsanya.

Dalam tutur bahasa kesenian, seorang penyair menggambarkan sebagai berikut: Serumpun bambu bertahan dalam badai, mereka bak manusia yang ulet, mengatasi kesukaran serumpun bangsa, sentosa, tegak, dan mengolah kerja, sehingga mampu mengubah jurang menjadi panorama yang indah. Mereka tanpa obat, tanpa candu, dan emoh narkoba.

Andaikan rumpun bangsa kita ini seideal syair tadi, tentunya bangsa kita sudah jaya sejak dulu. Dari Sabang sampai Merauke, mereka membangun jembatan hati, dari pulau ke pulau, merajut budaya, kesenian, tradisi, dan agama, menjadi rukun dan toleran satu sama lain.

Kini bumi Indonesia penuh ancaman narkoba. Setiap hari konon berjatuhan 40 orang mati karenanya, sedang jutaan generasi muda lainnya dalam kesakitan dan dalam cengkeramannya.

Maka, saatnya kini kita proklamirkan lagi, sebuah Gerakan Kebangsaan Perang Melawan Narkoba, dan gerakan ini bukan dilakukan oleh pemuda bangsa yang tengah mabuk. Allah SWT Maha Tahu.

Untuk itu kita mohon bimbinganNya.

H.HARDI

Ketua Umum

Thursday, April 26, 2007

JAKARTA CHILDRENS AGAINTS DRUG



SIAN Gandeng Kedutaan Australia


PENYALAH-GUNAAN narkoba terutama usia remaja - bahkan anak-anak - terus bertambah. Korban yang meninggal akibat obat haram ini juga terus berjatuhan. Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN) dari bulan Januari – Oktober 2006, sudah 15.758 anak usia sekolah menjadi korban narkotiba.

Dari jumlah korban sebanyak itu tercatat anak usia setingkat SD berjumlah 227 orang. Tingkat SLTP 4012 orang. SMU 1089 dan tingkat Perguruan Tinggi 433 orang.

Data yang dikeluarkan BNN sungguh mencengangkan dan mengenaskan, sekaligus mengerikan. Dan kita menjadi prihatin. Jika dipresentasikan – dari data tersebut - maka tidak kurang dari 40 jiwa melayang setiap hari atau 15 ribu jiwa lebih menjadi korban selama setahun. Kiranya, jika dihitung dari sisi biaya, hal ini pastilah merupakan suatu pemborosan yang sangat merugikan. Setidaknya dibutuhkan pembelanjaan narkoba sebesar Rp 11, 3 triliun. Angka fantastik!

Lantas apa yang mesti kita lakukan? Bisa-bisa terjadi lost generation! Selama ini lost generation dikarenakan kurang gizi, rendahnya dunia pendidikan, tetapi kini bisa juga karena penyalah-gunaan narkoba. Narkoba justru tidak bisa dipandang sebelah mata, dan bisa – bisa malah sebagai faktor penting dalam lost generation. Sejalan dengan hal itu, tidaklah salah kredo Figh Against Drugs alias Perang Melawan Narkoba perlu terus menerus didengungkan.

Seniman Indonesia Anti Narkoba - kini berada di garis depan dalam memerangi peredaran dan dampak buruk narkoba. Tidak dipungkiri dalam jangka panjang bangsa kita akan mengalami kelumpuhan budaya, mandulnya kreatifitas dan tentu akan terjadi erosi nasionalisme yang diakibatkan oleh gaya hidup yang salah.

SIAN menjadi peduli, dengan melakukan pengawasan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat dalam menyelamatkan serta melindungi dari budaya gelap narkoba. Terutama menyelamatkan anak-anak sejak usia dini. SIAN berupaya untuk berperan, mengingat di tangan anak-anak kelak estafet kepemimpian dan masa depan bangsa ini berada. Berbagai kegiatan dan aktivitas yang bakal dilakukan SIAN.

Salah satunya Lomba Lukis Anak-anak yang pelaksanaannya pada hari Minggu 27 Mei 2007 ini. Lomba ini diadakan sekaligus dalam rangka Hari Anti Narkotika Indternasional 2007 dengan tema “Perang Melawan Narkoba”.

Perlu dijelaskan lomba lukis anak-anak ini merupakan salah satu cara untuk mengenalkan kepada anak-anak sejak usia dini, agar mereka mengenal dan tahu betapa berbahayanya narkoba bagi perkembangan masa depan mereka. Masa kanak-kanan adalah masa yang paling penting dalam kehidupan manusia.

Kegiatan lomba lukis anak-anak yang tempat penyelenggaraannya di Balai Kasih Sayang Pamardisiwi, Jalan MT. Haryono No. 11 Cawang , Jakarta Timur, tidak lain tindakan nyata yang diperbuat SIAN, mengingat bisa mengajarkan serta menciptakan suasana bermain , belajar, juga berprestasi.

“Sehingga kedepannya nanti sangat baik bagi perkembangan serta pembentukan kepribadian maupun perilaku anak-anak, guna melakukan hal positif untuk meraih cita-cita mereka kelak “ kata H. Hardi –pelukis senior- Ketua Umum SIAN.

Dalam pelaksanaan Lomba Lukis Anak-Anak ini yang jurinya terdiri dari unsur pendidik, pelukis, dan dosen, pihak SIAN selain mendapat dukungan dari BNN, juga menggandeng pihak luar yang sama-sama peduli terhadap bahaya gelap narkoba, yakni Kedutaan Australia.

Pihak Kedutaan Australia merasa terhormat dan antusias sekali bisa bekerja sama dengat SIAN. “Kami mempunyai kepedulian yang sama. Saya kira ini awal dan langkah yang baik sekali, kami saling bisa bekerja sama. Paling tidak lomba ini bisa tersebar luas ke publik, terutama kepada anak-anak, bahwa dalam memerangi narkoba perlu dukungan dan peran aktif dari segala pihak, “ kata Fiona Hoggart, First Secretary Bidang Budaya, Kedutaan Australia, Selasa, 24 April 2007, ketika melakukan kunjungan ke kantor pusat SIAN.

Kerja SIAN dengan Kedutaan Australia merupakan kerjasama jangka panjang, dan Lomba Lukis Anak-Anak ini adalah satu di antaranya , yang kemudian akan melaksanakan (serta diikuti) pertukaran budaya sesama seniman dalam rangka : Perang Melawan Narkoba.. (Jakarta, April 2007, snm)

No comments: