MUKADIMAH

NASKAH Proklamasi Kemerdekaan kita tidak disusun dan diproklamirkan oleh pemuda dan pemudi yang sedang mabuk. Tetapi oleh para pejuang , pemikir yang sehat dan bertanggung-jawab atas bangsanya.

Dalam tutur bahasa kesenian, seorang penyair menggambarkan sebagai berikut: Serumpun bambu bertahan dalam badai, mereka bak manusia yang ulet, mengatasi kesukaran serumpun bangsa, sentosa, tegak, dan mengolah kerja, sehingga mampu mengubah jurang menjadi panorama yang indah. Mereka tanpa obat, tanpa candu, dan emoh narkoba.

Andaikan rumpun bangsa kita ini seideal syair tadi, tentunya bangsa kita sudah jaya sejak dulu. Dari Sabang sampai Merauke, mereka membangun jembatan hati, dari pulau ke pulau, merajut budaya, kesenian, tradisi, dan agama, menjadi rukun dan toleran satu sama lain.

Kini bumi Indonesia penuh ancaman narkoba. Setiap hari konon berjatuhan 40 orang mati karenanya, sedang jutaan generasi muda lainnya dalam kesakitan dan dalam cengkeramannya.

Maka, saatnya kini kita proklamirkan lagi, sebuah Gerakan Kebangsaan Perang Melawan Narkoba, dan gerakan ini bukan dilakukan oleh pemuda bangsa yang tengah mabuk. Allah SWT Maha Tahu.

Untuk itu kita mohon bimbinganNya.

H.HARDI

Ketua Umum

Friday, October 26, 2007

Roy Marten Ceramah Antinarkoba

PENGALAMAN merasakan sembilan bulan di penjara, karena kasus narkoba, membuat aktor senior, Roy Marten, aktif dalam penyuluhan pencegahan narkoba. Aktivitas ini dia jalankan dengan harapan agar orang lain tidak merasakan apa yang pernah ia alami.

''Saya ini contoh kongkret. Saya adalah almuni Uncip yakni Universitas Cipinang,'' ujar pria kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, 1 April 1952, ketika berbicara di depan 2.000 prajurit TNI AD di Jakarta, Rabu (24/10).


Cipinang yang dimaksud suami artis Anna Maria itu adalah Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Cipinang, Jakarta Timur, tempat dia menjalani hukuman sebelum akhirnya ia menghirup udara bebas pada 1 Oktober 2006. ''Slogan bahwa narkoba merusak generasi muda itu harus diubah menjadi narkoba rusak seluruh bangsa,'' katanya lagi.

Pesohor yang melejit lewat film Cintaku di Kampus Biru itu tidak canggung-canggung berbicara bahaya narkoba di depan ribuan prajurit TNI. Ia mengaku gembira diundang sebagai pembicara oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), padahal pada Februari 2006 lalu, Satgas BNN pula yang menangkapnya di kawasan Ulujami, Jakarta Selatan, karena menyimpan 4,2 gram shabu.

Ayah dari pesinetron Gading Martin itu juga bercerita pengalaman pribadinya saat mengonsumsi shabu, yakni aktivitasnya menjadi giat dan sering berhalusinasi. ''Yang belum pernah pakai (shabu), jangan pernah pakai. Kalau pakai, maka akan ada dua pilihan, yakni pertama ditangkap polisi kayak saya dan kedua adalah rusak mata pencaharian,'' paparnya. (Ant)

1 comment:

Mbok Piti said...

yah ketangkep lagi nih ... gimana donk ...