MUKADIMAH

NASKAH Proklamasi Kemerdekaan kita tidak disusun dan diproklamirkan oleh pemuda dan pemudi yang sedang mabuk. Tetapi oleh para pejuang , pemikir yang sehat dan bertanggung-jawab atas bangsanya.

Dalam tutur bahasa kesenian, seorang penyair menggambarkan sebagai berikut: Serumpun bambu bertahan dalam badai, mereka bak manusia yang ulet, mengatasi kesukaran serumpun bangsa, sentosa, tegak, dan mengolah kerja, sehingga mampu mengubah jurang menjadi panorama yang indah. Mereka tanpa obat, tanpa candu, dan emoh narkoba.

Andaikan rumpun bangsa kita ini seideal syair tadi, tentunya bangsa kita sudah jaya sejak dulu. Dari Sabang sampai Merauke, mereka membangun jembatan hati, dari pulau ke pulau, merajut budaya, kesenian, tradisi, dan agama, menjadi rukun dan toleran satu sama lain.

Kini bumi Indonesia penuh ancaman narkoba. Setiap hari konon berjatuhan 40 orang mati karenanya, sedang jutaan generasi muda lainnya dalam kesakitan dan dalam cengkeramannya.

Maka, saatnya kini kita proklamirkan lagi, sebuah Gerakan Kebangsaan Perang Melawan Narkoba, dan gerakan ini bukan dilakukan oleh pemuda bangsa yang tengah mabuk. Allah SWT Maha Tahu.

Untuk itu kita mohon bimbinganNya.

H.HARDI

Ketua Umum

Friday, April 20, 2007

TUGAS BERAT MENUNGGU SIAN

Komjen Pol. Drs. Made Mangku Pastika

SENIMAN Indonesia Anti Narkoba adalah sesuatu hal yang baru, karena ini merupakan satu-satunya organisasi seniman antinarkoba. Sesungguhnya ini sebuah manifestiasi dari suatu kebutuhan para seniman dalam bersikap dan melakukan sebuah action nyata.

Bagi saya, seniman adalah manusia yang dalam menciptakan sesuatu menggunakan perasaan, bukan hanya dengan pertimbangan rasio saja, itulah kelebihan dari seorang seniman, dibanding dengan manusia lainnya. Sehingga karya ciptanya bersifat subyektif.

Maka sebuah karya seni tidak bisa dinilai buruk atau bagus. Kenapa? Karena seni bersifat subjektif dan relatif.

Dalam tingkatan yang lebih tinggi, seniman berkarya bukan karena motif tertentu, misalnya masalah finansial. Tetapi karyanya merupakan sebuah persembahan kepada Tuhan yang Maha Besar.

Dengan titik tolak pemikiran yang sedemikian, saya bisa katakan bahwa Seniman Indonesia Anti Narkoba (SIAN) sesungguhnya sedang melakukan persembahan kepada jagad kemanusian. Tentu ekspresinya akan berbeda dengan yang BNN lakukan, karena masing-masing memiliki latar belakang yang berbeda.

Bagi kami, dengan adanya upaya kerjasama dengan seniman, BNN merasa bahagia, karena misi pencegahan bisa melibatkan kelompok seniman yang tentunya memiliki cara dan ciri dalam melakukan actionnya.

Pengakuan SIAN yang supported by BNN, dan berkantor di BNN, juga diaktekan, menunjukkan keseriusan BNN terhadap SIAN. Maka, setelah ini, tugas berat untuk mengkampanyekan anti narkoba sudah menunggu. Dan kami akan mendorong dan bersinergi untuk menuju tujuan.

Sesungguhnya jalan seniman dalam mencapai sesuatu yang luhur sudah terbuka lebar, yaitu untuk membantu orang lain yang menderita dan niscaya Tuhan yang Maha Besar akan mencatat perbuatan mulia itu.

Selamat berjuang!


Komjen Pol. Drs. Made Mangku Pastika

Dewan Pembina