MUKADIMAH

NASKAH Proklamasi Kemerdekaan kita tidak disusun dan diproklamirkan oleh pemuda dan pemudi yang sedang mabuk. Tetapi oleh para pejuang , pemikir yang sehat dan bertanggung-jawab atas bangsanya.

Dalam tutur bahasa kesenian, seorang penyair menggambarkan sebagai berikut: Serumpun bambu bertahan dalam badai, mereka bak manusia yang ulet, mengatasi kesukaran serumpun bangsa, sentosa, tegak, dan mengolah kerja, sehingga mampu mengubah jurang menjadi panorama yang indah. Mereka tanpa obat, tanpa candu, dan emoh narkoba.

Andaikan rumpun bangsa kita ini seideal syair tadi, tentunya bangsa kita sudah jaya sejak dulu. Dari Sabang sampai Merauke, mereka membangun jembatan hati, dari pulau ke pulau, merajut budaya, kesenian, tradisi, dan agama, menjadi rukun dan toleran satu sama lain.

Kini bumi Indonesia penuh ancaman narkoba. Setiap hari konon berjatuhan 40 orang mati karenanya, sedang jutaan generasi muda lainnya dalam kesakitan dan dalam cengkeramannya.

Maka, saatnya kini kita proklamirkan lagi, sebuah Gerakan Kebangsaan Perang Melawan Narkoba, dan gerakan ini bukan dilakukan oleh pemuda bangsa yang tengah mabuk. Allah SWT Maha Tahu.

Untuk itu kita mohon bimbinganNya.

H.HARDI

Ketua Umum

Friday, April 20, 2007

JIHAD MENUMPAS NARKOBA

HASIL penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) menunjukkan: Jumlah penyalah-gunaan Narkoba sebesar 1,5% dari populasi, atau 3,2 juta orang, yang terdiri dari 69% kelompok teratur pakai dan 31% kelompok pecandu, dengan populasi laki-laki 79% dan perempuan 21%.

Kelompok teratur pakai terdiri dari penyalah-guna ganja (71%), shabu (50%), dan obat penenang (22%). Kelompok pecandu terdiri dari penyalah-guna ganja (75%), heroin/putaw (62%), shabu (57%), ekstasi (34%), dan obat penenang (25%).

Penyalah-guna Narkoba dengan suntikan (IDU) sebesar 56% atau 572.000 dengan kisaran 515.000 sampai 630.000 orang.

Beban ekonomi terbesar adalah untuk pembelian/konsumsi narkoba yaitu sebesar Rp 11,3 triliun.

Angka kematian (Mortality) pecandu 15.000 orang meninggal dalam setahun.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, bahaya Narkoba adalah merupakan musuh masyarakat yang paling berbahaya di Indonesia, bahkan dunia. Narkoba juga disinyalir sebagai alat suatu bangsa untuk menghancurkan bangsa lain.

Di sisi lain, perkembangan bisnis narkoba di Indonesia sudah melewati batas, dan bisa dikatakan sebagai produsen dan konsumen sekaligus. Jika 4 tahun lalu Indonesia hanya sebatas tempat transit bagi peredaran gelap narkoba, di tahun 2006 lalu fakta telah membuktikan bahwa Indonesua sudah dijadikan “obyek” bagi bisnis berskala internasional, yaitu dengan ditemukannya pabrik ekstasi terbesar di Asia.

Dengan adanya fakta tersebut, diharapkan masyarakat secara swadiri dan bergandeng tangan untuk menumpas Narkoba dan peredarannya dengan semangat jihad.

SENIMAN INDONESIA ANTI NARKOBA (SIAN)

Seniman Indonesia, tentunya tak bisa berpangku tangan menatap realitas seperti itu, maka harus ada perlawanan, tak bisa sendirian, dengan melakukan kerjasama dari berbagai disiplin kantong Budaya Tradisional, Lembaga Pendidikan Agama, Ormas Pemuda, dan Partai Politik, harus digairahkan untuk ikut berperan menumpas Narkoba.

Maka, pada 14 Desember 2006 lalu, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengundang para seniman dari berbagai disiplin untuk mendiskusikan masalah nasional tentang bahaya Narkoba.

Dari hasil pertemuan tersebut diambil keputusan kongkrit, yaitu mendirikan lembaga dengan status hukum “ormas” yang disupport secara langsung oleh Badan Narkotika Nasional yang bernama SENIMAN INDONESIA ANTI NARKOBA (SIAN).

Dengan adanya organisasi tersebut, maka SIAN mendapatkan dukungan secara menggebu-gebu, walaupun baru dideklarasikan 8 Januari 2007 lalu. Telah banyak

Respon dan keinginan dari daerah untuk membentuk cabang tingkat propinsi.

Niat baik, Insya Allah, akan membuahkan kebaikan. Orang Jawa bilang, Gusti Allah Ora Sare, atau Tuhan tak pernah tidur. Ungkapan ini sesungguhnya cermin hakekat dari perbedaan kebenaran dan kebatilan secara tegas. Marilah kita ulurkan tangan untuk berjabat dan berbuat.

SIAN membuka diri dan siap kerjasama dengan lembaga yang cinta tanah air dan cinta dengan kemanusiaan.

Kita serukan PERANG TERHADAP NARKOBA.

H. HARDI

Ketua Umum SIAN