MUKADIMAH

NASKAH Proklamasi Kemerdekaan kita tidak disusun dan diproklamirkan oleh pemuda dan pemudi yang sedang mabuk. Tetapi oleh para pejuang , pemikir yang sehat dan bertanggung-jawab atas bangsanya.

Dalam tutur bahasa kesenian, seorang penyair menggambarkan sebagai berikut: Serumpun bambu bertahan dalam badai, mereka bak manusia yang ulet, mengatasi kesukaran serumpun bangsa, sentosa, tegak, dan mengolah kerja, sehingga mampu mengubah jurang menjadi panorama yang indah. Mereka tanpa obat, tanpa candu, dan emoh narkoba.

Andaikan rumpun bangsa kita ini seideal syair tadi, tentunya bangsa kita sudah jaya sejak dulu. Dari Sabang sampai Merauke, mereka membangun jembatan hati, dari pulau ke pulau, merajut budaya, kesenian, tradisi, dan agama, menjadi rukun dan toleran satu sama lain.

Kini bumi Indonesia penuh ancaman narkoba. Setiap hari konon berjatuhan 40 orang mati karenanya, sedang jutaan generasi muda lainnya dalam kesakitan dan dalam cengkeramannya.

Maka, saatnya kini kita proklamirkan lagi, sebuah Gerakan Kebangsaan Perang Melawan Narkoba, dan gerakan ini bukan dilakukan oleh pemuda bangsa yang tengah mabuk. Allah SWT Maha Tahu.

Untuk itu kita mohon bimbinganNya.

H.HARDI

Ketua Umum

Friday, November 16, 2007


BNN: Roy Marten Bukan Duta Anti Narkoba


BADAN Narkotika Nasional (BNN) membuat berita mengejutkan. Mereka membantah anggapan bahwa aktor Roy Marten sebagai Duta Anti Narkoba. Menurut mereka, Roy hanya melakukan testimoni pada acara kampanye anti narkotika di Surabaya, beberapa waktu lalu.

"Roy Marten saat itu hanya testimoni atau memberikan pengakuan tentang pengalamannya sebagai pecandu narkoba," kata Kepala Pusat Dukungan Pencegahan, Pelaksana Harian BNN, Mudji Waluyo, pada Seminar Penguatan Kelembagaan peran serta Masyarakat dalam Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba, di Bandarlampung, Kamis (15/11).

Waluyo menyebutkan, pada saat kampanye anti narkoba itu, Roy Marten juga tidak sedang berstatus sebagai tersangka ataupun tahanan.

Namun menurut dia, Roy Marten pada kampanye anti narkoba itu antara lain menyatakan pencandu narkotika tidak akan berprestasi dalam bidang apapun, karena tidak dapat mengendalikan diri serta berpikir dengan baik.

Menurut Mudji, pencandu narkoba cenderung tidak mampu menggunakan akal sehat, mengingat bahaya narkortika itu dapat menyerang syaraf otak.

"Pencandu narkoba dipastikan tidak jujur atau jadi pembohong," ujar dia pula.
Karena itu, menurut dia, para pencandu narkoba harus mendapatkan perawatan secara intensif di panti rehabilitasi rumah sakit ketergantungan obat (RSKO).

Cerita sebelumnya, Roy Marten bersama empat rekannya di Hotel Novotel, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (13/11) sekitar pukul 05.00 WIB, diringkus oleh petugas kepolisian setempat saat pesta sabu-sabu.

Berdasarkan hasil tes urine, aktor ganteng yang pernah pula dihukum karena kasus narkoba itu, terbukti positif menggunakan barang haram tersebut.

BNN menyebutkan, saat ini pengguna narkoba secara nasional sebanyak 3,2 juta orang, terbesar adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. (kapanlagi.com)

No comments: